“Syukur-syukur kalau yang melaunching nanti PBNU,” ujar pimpinan Pondok Pesantren Sabilul Rosyad, Kota Malang tersebut.
Kiai Marzuqi menyebutkan, program awal yang akan dilakukan organisasi ini bila sudah mendapatkan legalitas dari PBNU, KONU akan mengakomodir, menginventarisir, menertibkan dan mengorganisir cabor-cabor yang ada di masyarakat NU.
Lantas, jika semua langkah itu telah ditempuh, maka KONU segera menyelenggarakan event-event, lomba atau pertandingan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, sampai nasional.
“Dan supaya pemenangnya dapat pengakuan internasional, maka harus connect dengan pemerintah dan KONI. Sehingga setelah menjadi juara nasional, bisa ikut lomba atau pertandingan di tingkat internasional,” jelas Kiai Marzuqi.
Untuk mencapai tahap tersebut, organisasi olahraga yang baru dirintis ini akan menjalankan tahapan-tahapan yang dibutuhkan. Sehingga, setiap event yang diselenggarakan KONU bisa berjalan optimal dan menghasilkan bakat- bakat hebat yang akan berkontribusi untuk bangsa Indonesia.
“Namanya masih merintis ya harus bertahap. Misalnya, tahun ini harus menyelesaikan ini, kemudian menyiapkan yang lain. Mulai seleksi atlet, pelatihan untuk pelatih, wasit dan lain-lain yang versi NU. Yang full NKRI harga mati, misalnya menang ya menang tapi tetap menjaga aspek kemanusiaan, tata krama, dan adab. Seperti yang dicontohkan oleh atlet sepak bola santri, Maulana, yang selalu cium tangan pelatihnya,. Kita ingin ada budaya-budaya mulia seperti itu dipromosikan lewat olahraga juga” paparnya.
Dari penjelasan tersebut, KONU akan memulai langkah demi langlah sampai kepengurusan cabornya terbentuk, atletnya tersedia, pelatih dan perangkat pertandingannya sudah memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan. Sehingga ketika event digelar, semua sudah siap. (*)





