SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Menjelang pelantikan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, malam ini, dikejutkan dengan mundurnya Bayu Airlangga dari Partai Demokrat, lalu selang beberapa jam kemudian sejumlah orang yang diduga pendukung Bayu melakukan aksi unjuk rasa di kantor DPD Partai Demokrat Jalan Raya Kertajaya Indah Surabaya, Jumat (22/4/2022) sore tadi.
Massa pro Bayu Airlangga dengan mengatasnamakan Gerakan Rakyat untuk Demokrasi itu menganggap DPP Demokrat tidak demokratis karena memilih Emil sebagai ketua. Padahal, suara Bayu Airlangga lebih besar saat Musda.
Dalam aksinya, puluhan pengunjukrasa membawa sejumlah poster yang berisi tuntutannya. Misalnya, bertuliskan ‘Demokrat partai akrobat’, ‘Demokrasi sudah mati’, ‘Demokrat yang Tidak Demokratis’ hingga ‘Musda=Musyawarah Dagelan Wk Wk’.
Tak hanya itu, massa aksi juga menampilkan teatrikal seorang laki-laki berwajah putih yang terduduk lesu dengan diselimuti tali rafia. Hal ini mencerminkan matinya demokrasi di partai.
Selain itu, massa aksi juga membagikan tuntutannya ke sejumlah pengguna jalan hingga membakar dupa dan menaburinya dengan bunga 7 rupa.
“Kami menolak hasil keputusan pemilihan Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, karena tidak mencerminkan sikap-sikap demokratis dalam pelaksanaannya,” kata koordinator aksi, Taufik Hidayat.
Pria yang akrab disapa Taufik Monyong meminta partai untuk mengusut semua praktik kolusif di internal partai. Menuntut Ketua DPP Partai Demokrat untuk mengusut semua praktik-praktik yang kolusif di dalam pelaksanaan pemilihan Ketua DPDPartai Demokrat Jatim.
“Bagaimana bisa menjadi pemimpin yang baik kalau sistem transaksional dan tidak melihat arus bawah seperti apa. Mekanisme pemilihan itu tidak sesuai dengan praktik yang di dalam organisasi,” ucap mantan pengurus DPD Demokrat Jatim ini. (sr/min)