Petinju Hero Tito Meninggal Usai Tanding

Petinju Hero Tito Meninggal Usai Tanding
Petinju asal Malang Hero Tito meninggal dunia Kamis (3/3/2022) setelah naik ring melawan James Mokoginta dalam perebutan sabuk ATI kelas ringan (62,1 kg) di Holywings Gatsu Club V, Jakarta, Minggu (27/2/2022).

SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Dunia olahraga tinju Indonesia berduka. Petinju Hero Tito meninggal dunia pada Kamis (3/3/2022) dalam usia 35 tahun. Arek Malang meninggal setelah koma selama lima hari akibat tersungkur di ronde ketujuh dalam pertarungan perebutan sabuk lowong Asosiasi Tinju Indonesia (ATI) kelas ringan (61,2 kg) melawan James Mokoginta, di Holywings Gatsu Club V, Jakarta, Minggu (27/1/2022).

Sempat menjalani operasi dan mendapat alat bantu ventilator selama lima hari di RS Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta, petinju yang bernama asli Heru Purwanto itu kemudian dinyatakan meninggal dunia. Kekalahan tersebut menjadi yang ke-17 sepanjang karier profesionalnya. Setelah dinyatakan meninggal dunia, jenazah Hero Tito dibawa ke kampung halamannya dan dimakamkan di (TPU) Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, Malang, Jumat (4/3/2022) sekitar pukul 08.00 WIB.

Secara keseluruhan, petinju yang melakoni debut profesional pada 28 Februari 2004 itu tercatat telah 48 kali bertanding dan 29 di antaranya berakhir dengan kemenangan. Sisanya dua kali imbang. Adapun pertandingan melawan James Mokoginta sejatinya merupakan duel ulang. Keduanya pernah saling berhadapan di DBL Arena Surabaya pada 6 Mei 2015. Kala itu, Hero Tito menang angka atas lawannya tersebut.

Jenazah petinju nasional ini dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) Dusun Sindurejo, Desa Banjarejo, sekitar pukul 08.00 WIB. Isak tangis mengiringi langkah jenazah petinju yang mengakhiri umurnya di usia 36 tahun ini.

Kakak kandung Hero Tito, Siswanto mengaku pihak keluarga termasuk orang tuanya telah mengikhlaskan kepergian Heru Purwanto. Menurutnya, adiknya sudah mengenal tinju sejak Heru Purwanto berusia 11 tahun atau saat yang bersangkutan duduk di bangku sekolah kelas 5 Sekolah Dasar. Saat itu Siswanto-lah yang mengenalkan olahraga tinju ke adiknya sebab dari saudaranya dan sekeluarga hanya Siswanto dan Hero Tito yang menjadi petinju.

“Dia terinspirasi dari saya, belajar sendiri pertama kali belajar sendiri, saya juga petinju latihan di Jaguar. Waktu itu masih Jagung dia ikut, tapi Heru ini pertama latihan pelatihnya Yaniati dulu,” ujarnya.

Sejak kecil hingga saat di akhir hidupnya Siswanto juga yang selalu diajak Hero untuk pijat setiap kali selesai latihan tinju. Memori ini disebut Siswanto cukup membekas diingatannya, apalagi dia dan sang adik kandung memiliki kedekatan sebagai sesama atlet tinju.

Prestasi terbaik Hero Tito menyandang gelar juara dunia versi World Professional Boxing Federation (WPBF). menjatuhkan petinju asal Thailand, Thongchai Kunram dalam Kejuaraan Tinju Dunia Sabuk Emas Xanana 2016, di Lospalos Gymnasium, Timor Leste pada (27/11/2016).

Meninggalnya Hero Tito menambah panjang daftar petinju Tanah Air yang meninggal setelah bertanding. (sr)

Berikut daftar petinju Idonesia meninggal sejak 1990:

23 Desember 1990; Bontang: Bongguk Kendy (lawan: Bisenti Santoso)

15 Juli 1993; Jakarta: Yance Samangun (lawan: Mahmud)

11 Mei 1995; Jakarta: Akbar Maulana (lawan: Bugiarso)

16 Juni 2000; Jakarta: Dipo Saloko (lawan: Roy Saragih)

18 November 2000; Belawan: Bayu Young Iray (lawan: Herianto Kalam)