SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan merancang ulang Kebun Binatang Surabaya (KBS) menjadi lebih modern. Hal ini dilakukan untuk menjaga KBS tetap menjadi lembaga konservasi yang memiliki fungsi konservasi, edukasi dan rekreasi.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, KBS selalu berupaya untuk melestarikan satwa liar di luar habitatnya (ex situ). Yakni, dengan pengembangbiakan dan penyelamatan tumbuhan atau satwa dengan tetap menjaga kemurnian jenis.
Untuk mendukung hal itu, dalam waktu dekat Eri berencana melakukan penataan dan pengembangan KBS. Seperti digitalisasi layanan pembayaran (E-Ticketing) dan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) dalam rangka peningkatan perlindungan dan kesehatan jiwa.
“Kemudian, pengembangan satwa melalui branding loan, bekerjasama dengan Lembaga Konservasi lain dalam rangka perlindungan satwa langkah, pelepasliaran satwa surplus, dan melakukan penataan parkir di area KBS dengan menghubungkan KBS dengan TJ/tunnel,” kata Eri, Kamis (20/1/2022).
Mengenai kondisi KBS saat ini, ia mengaku mendapat banyak masukan dari masyarakat, DPRD Kota Surabaya, dan pengamat, bahwa KBS harus tetap menjadi daya tarik Kota Surabaya. Sebab, KBS menjadi salah satu kebun binatang terbesar di Asia Tenggara.
“Dengan kemajuan zaman, semua sudah berbenah. Tapi KBS ini masih seperti yang dulu meskipun hari ini tampil lebih bersih dan nyaman, tapi tidak ada perubahan yang signifikan,” ujarnya.
Untuk itu, Eri menginginkan KBS menjadi ikon yang tetap berada di pusat Kota Surabaya. Rencana, KBS dirancang untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman, karena Wali Kota melihat peluang wisata baru untuk Indonesia bagian timur.
“Kalau nanti Ibu Kota nya pindah di Kalimantan, maka Surabaya harus mempunyai tempat yang menarik. Saya berpikir apakah dimungkinkan kebun binatang ini nanti ada seperti jembatan, jadi orang nanti melihatnya dari atas dan binatangnya bebas di bawah (dibagi per wilayah),” imbuhnya.
Ia berharap bila rencana itu akan dikerjakan oleh orang-orang profesional, khususnya orang-orang hebat yang ada di Kota Surabaya. Bahkan, dalam waktu dekat, Wali Kota akan mengundang DPRD Kota Surabaya, masyarakat, para pengamat lingkungan dan pemerhati satwa untuk melakukan FGD.
Bagi Eri, KBS harus menjadi magnet perubahan yang sangat dahsyat. Termasuk sisi pengolahannya yang harus profesional, sehingga BUMD bisa bekerjasama dengan investor atau pihak lain untuk merubah kebun binatang yang lebih modern dan tidak meninggalkan sejarahnya menjadi tempat wisata.
“Rencana akhir Januari 2022 dan Insya Allah di Februari kita bisa memberikan gambaran kebun binatang agar investor yakin dan mengerti, karena tidak semuanya bisa dikerjakan oleh pemerintah. Anggaran APBD kita juga terbatas, ketika melakukan perubahan yang sangat besar itu akan sulit kalau hanya mengandalkan kemampuan dari pemerintah kota sendiri,” paparnya.
Terkait pembiayaan, Eri mengaku belum menghitung hal tersebut. Namun, apabila apabila sudah sepakat akan langsung memanggil investor dan akan membuatkan bentuk rancangan.
“Nanti dalam pelaksanaannya dia bisa menentukan membutuhkan biaya sekian, tapi kita kerjasamanya berapa tahun, tapi yang penting buat saya adalah warga Surabaya bisa menikmati,” tukasnya.
Ia memastikan, apabila rancangan konsep itu berjalan maka warga Kota Surabaya tidak perlu takut untuk membeli tiket wisata. Sebab, akan ada harga khusus bagi warga ber KTP Surabaya dan pelajar yang memiliki Kartu Pelajar dari sekolah yang ada di Kota Surabaya.
Rencananya, untuk warga yang ber KTP Surabaya bisa mendapat diskon sebesar 50 persen, sedangkan untuk pelajar hanya diwajibkan untuk membayar Rp. 15.000. Maka, selain menarik wisatawan dari luar kota, warga Surabaya tetap bisa menikmati layanan dan fasilitas tempat wisata.
“Sehingga sebagai warga Surabaya mendapatkan privilege yang berbeda dan layanan yang berbeda, karena buat saya Surabaya ini harus memiliki paru-paru kota dan kebun binatang ini harus bisa dimanfaatkan,” katanya.
Tak hanya itu, Eri juga berencana kembali memfokuskan konektivitas antara Jembatan Sawunggaling dan Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ). Nantinya para wisatawan akan memarkirkan kendaraan di parkir di Joyoboyo, setelah itu wisatawan harus melewati UMKM yang di yang berada di dalam gedung itu, dengan tujuan untuk menggerakkan perekonomian di sekitar kawasan KBS.
“Akhirnya UMKM yang bekerja warga Surabaya semua, ekonominya bergerak dahsyat. Kalau kekuatan ini dilakukan secara bersama-sama, saya yakin Surabaya dalam waktu satu tahun ini, KBS bisa berubah menjadi lebih modern,” harapnya. **