Khofifah mengatakan, langkah startegis yang dilakukan Pemprov Jatim adalah dengan mendirikan Ruang Karantina dan Isolasi Terpusat di Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS) Kab. Bangkalan. Dengan adanya fasilitas tersebut diharapkan bisa mempermudah koordinasi dan mempercepat penanganan antara kedua wilayah, yaitu di Surabaya dan Bangkalan.
“Kita saat ini tengah menyiapkan Ruang Karantina dan Isolasi Terpusat di BPWS Kaki Suramadu Bangkalan. Insya Allah akan siap besok pagi,” tuturnya.
Pendirian tempat layanan tersebut, lanjut Khofifah, juga sebagai lanjutan dari upaya pengetatan penyekatan yang dilakukan di kedua sisi jembatan Suramadu. Hal itu tentunya sebagai bentuk proteksi pemerintah kepada masyarakat di kedua wilayah.
“Kalau tidak dilakukan penyekatan dan Swab Antigen, maka mereka yang tidak merasa sakit, akan melakukan aktifitasnya. Mobilitas ini berpotensi untuk menyebarkan virus Covid-19. Yang dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan bahkan Sumenep kita beri stempel yang nantinya akan menjalani Swab Test di BPWS,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemprov Jatim juga telah menyiapkan Rumah Sakit Penyangga sebagai rujukan akibat naiknya angka positif di Kab. Bangkalan. Total 6 Rumah Sakit Penyangga disiapkan Pemprov Jatim yakni RSUD Dr. Soetomo, RSU Haji, RS Syaiful Anwar Malang, RS Al Irsyad, RS PHC Surabaya dan RS Lapangan Indrapura.
Sementara itu, Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, kasus yang muncul di Kabupaten Bangkalan akibat kurangnya kepedulian masyarakat dan abainya terhadap penerapan protokol kesehatan serta tidak peduli adanya pandemi Covid-19. Virus ini, kata dia, tidak boleh dianggap sepele karena telah cukup banyak memakan korban jiwa dibanyak negara termasuk Indonesia.
Menurutnya, pemerintah menganggap akan lebih efektif pengendalian Covid-19 jika menggandeng para Toga dan Tomas dalam memberikan contoh. Nantinya, mereka diharapkan dapat menyampaikan pesan tersebut kepada masyarakat. (*)