Rabu, 9 Oktober 2024
26 C
Surabaya
More
    OpiniPojok TransparansiBacaan Shalawat Getarkan Bumi Shalawat

    Oleh : Djoko Tetuko, Pemimpin Redaksi Wartatransparansi

    Bacaan Shalawat Getarkan Bumi Shalawat

    Catatan Haul dan Hari Lahir Pondok Pesantren Progresif

    Ribuan umat Islam beserta tokoh nasional dan tokoh masyarakat, pejabat, kiai dan ulama menghadiri Haul dan Harlah Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat Lebo Sidoarjo, Ahad (4/4/2021)

    Bacaan shalawat ribuan umat mampu menggetarkan Bumi Shalawat, sehingga suasana pada Haul dan Hari Lahir (Harlah) Pesantren Peogresif, terasa terhipnotis sekaligus terbawa dalam bacaan shalawat begitu hebat, kuat, dan mengandung martabat.

    Kiai Kharismatik dengan pemikiran spektakuler menggabungkan tradisi bumi dengan tradisi langit dengan Bumi Shalawat, KH Agoes Ali mengawal langsung acara dengan mengikuti begitu hikmad bacaan shalawat dan tahlil serta dzikir.

    Sebuah perpaduan progresif dengan setengah menjaga tradisi ghaib, mewakili selaku tuan rumah Profesor Moh Nuh, dan sebagai penceramah ilmuwan muda Gus Birrul Alim Kausari LC MHI.

    Keteladanan

    Profesor Moh. Nuh, Ketua Dewan Pers dan Gus Birrul Alim Kausari LC, MHI, pengasuh pondok pesantren Payaman Lamongan, memberikan pencerahan keilmuan dan keteladanan dalam menjaga kelangsung pendidikan di pondok pesantren.

    Baca juga :  Ida Yuhana Ulfa Adik Bungsu Yang Bersemangat

    Gus Birrul Alim Kausari LC, MHI, yang juga pengasuh Pesantren Progresif bahwa membuka forum keilmuan untuk mengenalkan Islam dan mempekuat Islam sangat perlu sebagai taktik dan strategi.

    Belajar dari kehancuran umat Islam setelah digempur pasukan Mongol. Ada ulama mengambil pemikiran dengan tidak melakukan perlawanan, tetapi menghidupkan ilmu agama.

    ‘Taktik dan strategi itu, terbukti 18 tahun kemudian banyak tokoh dan pemimpin Mongol masuk Islam,” ujar Gus Birrul.

    Oleh karena itu, lanjutnya, sebagai pencerahan keilmuan dan memupuk Keteladanan, maka perlu menjaga 3 pijar komposisi keilmuan. Pertama, referensi keilmuan dengan tetap memegang sebagai dasar Al-Quran, As-Sunnah, Ijma dan Qiyas.

    Kedua, bagaimana cara memahami sehingga mampu menerjemahkan serta menafsirkan keilmuan dengan benar.

    Dan ketiga, melakukan proses keilmuan dengan menjalankan metodologi keilmuan dengan baik.

    Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat (PPBS) adalah sebuah pesantren di bawah naungan KH Agoes Ali Masyuhuri.

    Pesantreen Progresif Bumi Shalawat walaupun didirkan pada tahun 2010, tetapi berkembang pesat dalam menggabungkan keilmuan tradisional dalam kemasan manajemen modern.

    Baca juga :  Cashback

    “Mewakili tuan rumah, keluarga besar, guru kita, Gus Agoes Ali Masyhuri pada acara Haul dan Harlah Pesantren Progresif Bumi Shalawat, terima kasih dan mohon maaf apabila ada kekurangan,” kata Moh Nuh, di masjid Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Lebo Sidoarjo, Ahad (4/4/2021).

    Menurut Profesor Nuh, ada tiga hal menjadi perhatian dalam hal menjaga kelangsungan keilmuan. Pertama, bahwa saat masih defisit tenteng keteladanan. “Dan acara seperti ini akan mengurangi defisit Keteladanan. Padahal keteladanan sangat dirasakan manfaatnya,” ujarnya.

    Kedua, lanjut dia, bahwa manusia berilmu punya kekayaan sungguh sangat mulia. Ada yang sifatnya nampak ada yang tidak tampak. Ada yang bisa disentuh ada yang tidak bisa disentuh.

    Tugas dalam mengembangkab keilmuan, ialah bisa melakukan yang tidak bisa disentuh menjsi bisa disentuh, menjadi aset sangat produktif seperti yang dilakukan guru kita, Gus Ali.

    Baca juga :  Cashback

    Seperti kawasan pesantren Bumi Shalawat ini aset produktif keilmuan. Oleh karena itu, silaturrahmi pada haul dan Harlah hari merupakan harga sangat mahal dalam rangka belajar.

    Dari proses pembelajaran akan melahirkan eksperimen, kemudian
    melahirkan expert (keahlian) dan dari keahlian itu
    pada puncaknya uswah, keteladanan Rasulullah Saw.

    Ketiga, bahwa pada tahun 2021 merupakan perkembangan generasi millenial hingga puncaknya 2036, kalau tidak ada aset keilmuan seperti Pesantren Progresif mau dibawa ke mana? Generasi penerus pada masa itu. “Kita doakan Pesantren Progresif semakin berkembang dan maju guna menyiapkan generasi sebagai tokoh dan pemimpin yang bisa menjadi panutan,” kata Moh Nuh.

    Haul dan Harlah ditutup dengan doa Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim, KH Marzuki Mustamar, juga dihadiri tokoh, kiai, dan ulama nasional. Pondok Pesantren Progresif sebuah harapan hari ini, hari esok, dan penyangga zaman akhir.

    Prof Nuh dan Gus Birrul telah memberikan pencerahan di antara kedahsyatan bacaan shalawat ketika menggetarkan bumi shalawat. Keilmuan dalam keteladanan membutuhkan referensi, memahami dengan sepenuh hati uswah keilmuan, mengembangkan dalam metodologi keilmuan sesuai tantangan zaman dan selalu berpikir di depan zaman. (*)

    Penulis : Djoko Tetuko

    Sumber : WartaTransparansi.com

    COPYRIGHT © 2021 WartaTransparansi.com

    Berita Terkait

    Jangan Lewatkan