Oleh Djoko Tetuko – Pemimpin Redaksi Wartatransparansi
Kota Pahlawan Surabaya dalam sejarah era Orde Baru dan era Reformasi pernah dipimpin “Wali Kota Taman” dan “Wali Kota Got”. Dan kini,
Wali Kota Surabaya terpilih Eri Cahyadi mengikuti Tri Rismaharini (Menteri Sosial RI) dan almarhum Poernomo Kasidi (Porkas).
Kolonel TNI dr H. Poernomo Kasidi seorang dokter umum Angkatan Darat ABRI, merupakan Wali Kota Surabaya dua periode 1984-1994, pak Poer biasa dipanggil populer dengan julukan “Wali Kota Got”, karena begitu mendapat amanat memimpin Surabaya fokus masalah got (saluran air) dan kebersihan, sehingga zaman itu Surabaya menjadi langganan penghargaan Adipura.
Dr Ir Tri Rismaharini M T, Wali Kota Surabaya dua periode 2010-2020, wanita pertama sebagai memimpin Kota Surabaya dengan populer disebut “Wali Kota Taman” karena mengubah Surabaya menjadi kota berbudaya internasional dan semua sudut kota menjadi ikon wisata.
Wali Kota Eri mengikuti dua Wali Kota sangat hebat dan bermartabat sebelumnya, Pak Poer dan Bu Risma dengan sebutan sama-sama menjadi pendekar got/saluran/gorong-gotong dan taman.
Wali Kota Eri pada kinerja hari pertama, blusukan memantau sejumlah saluran di Surabaya Barat, tepatnya di kawasan Tandes. Gaya blusukan Wali Kota Eri hampir sama dengan “Sang Bunda Risma”, yang ngetol dan ngotot mencalon Eri menjadi penggantinya.
Eri bahkan keliling di Surabaya Utara ke kantor Imigrasi Kelas 1 Tanjung Perak. Juga bertemu dengan LPMK Kecamatan Tandes yang melaporkan di tempat tersebut yang terkadang masih ada genangan ketika hujan lebat, dan langsung meminta saluran itu dibersihkan.
Wali Kota Eri, juga
langsung menggelar rapat teknis dengan Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Erna Purnawati beserta Camat dan Lurah serta LPMK Kecamatan Tandes beserta sejumlah warga. Mereka bersama-sama ingin menyelesaikan permasalahan di tempat tersebut.
Wali Kota Eri, kemudian melanjutkan
jalan kaki memasuki gang-gang kecil meninjau saluran, kemudian masuk ke gang Tandes Kidul 1A dan dilanjutkan jalan kaki ke Gang Lebar hingga tembus di Jalan Raya Tandes. Tepat di pintu masuk Gang Lebar itu, meminta beton penutup saluran itu dibuka. Alat berat pun didatangkan untuk membuka penutup beton itu.
Beberapa penutup beton juga dibuka oleh Satgas PU Bina Marga dan Satgas DKRTH. Bahkan, saat itu Wali Kota Eri langsung melihat sendiri kondisi di bawah saluran. Dengan berbekal senter besar, beberapa kali jongkok hingga dlosor demi melihat kondisi di bawah saluran.
Alhasil, blusukan itu menemukan saluran yang agak tertutup, dan langsung memerintah Dinas PU Bina Marga untuk memperbaiki supaya aliran air di kawasan itu lebih lancar.
Wali Kota Eri sudah mencontoh teladan baik, dan membuahkan prestasi nasional dan internasional Bu Risma dan Pak Poer. Tentu saja sebagai birokrat tulen dan masih muda, akan lebih hebat lagi membangun Surabaya menjadi pilar pembangunan provinsi Jawa Timur.
Apalagi dalam kepemimpinannya Wali Kota Eri mengajak masyarakat gotong royong dan bersama-sama dalam membangun kota pahlawan Surabaya. Itulah jati diri pemimpin merakyat, dan insyaAllah akan bermanfaat bagi rakyat Surabaya khususnya. (*)