SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Dalam rangkaian kunjungannya ke Jawa Timur, Presiden RI Joko Widodo menyempatkan mampir ke Grahadi Surabaya untuk memberikan arahan menyangkut penanganan Covid-19 di Jawa Timur.
Presiden mengatakan bahwa penanganan Covid-19 di Surabaya Raya harus serius, kata Presiden di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (26/6/2020).
Dalam kesempatan itu Presiden juga menugaskan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II (Pangkogabwilhan II) Marsda TNI Imran Baidirus untuk mengatasi permasalahan penanganan Covid-19 di Jatim terutama di Wilayah Surabaya Raya.
Mengingat Surabaya Raya merupakan kota penyumbang angka kasus tertinggi dan mengantar Jatim menduduki peringkat wahid persebaran kasus di Indonesia.
“Hati-hati ini terbanyak di Indonesia. Tetapi juga yang menumbuhkan optimisme kita, angka kesembuhannya juga berada pada posisi yang lumayan yaitu 30,1 persen,” terang Jokowi.
Presiden RI Jokowi berharap dalam waktu dua minggu setelah kunjungan kerjanya di Jatim, pengendalian Covid-19 betul-betul dapat terintegrasi melalui unit organisasi yang dimiliki.
Baik itu di gugus tugas, provinsi, kota dan kabupaten sampai ke rumah sakit, kampung, desa, agar semuanya ikut bersama-sama melakukan manajemen krisis.
“Sehingga betul-betul kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi, yang paling penting ada kerjasama yang baik, ada sinergi antar manajemen-manajemen yang ada. Saya melihat memang paling tinggi adalah di Surabaya Raya,” ujar Jokowi.
Presiden Jokowi menyebut Surabaya Raya adalah wilayah aglomerasi yang harus dijaga terlebih dan dikendalikan terlebih dahulu dan tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Mengingat arus mobilitas keluar masuk bukan hanya Surabaya tetapi dari daerah juga serta berpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid-19.
“Nggak bisa Surabaya sendiri nggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo dalam satu manajemen dan kota/kabupaten yang lain,” jelas Presiden Jokowi.
Jokowi mengimbau agar koordinasi antarmanajemen betul-betul dilaksanakan.
“Saya titip agar koordinasi antarmanajemen tadi betul-betul dilakukan sehingga hari ini saya tadi sudah meminta pada Pangkogabwilhan II untuk membantu secara penuh terutama dalam menyinergikan, menangani langsung rumah sakit darurat dan mensinergikan rumah sakit-rumah sakit rujukan,” ujar Jokowi.
Presiden RI Jokowi meminta Pangkogabwilhan II membantu mengatur mana pasien yang berat dan mana yang ringan untuk menentukan penempatan penanganan rumah sakit.
“Sehingga semuanya tidak masuk pada satu titik dan tidak dipisah-pisahkan dan tidak menumpuk pasien itu di satu rumah sakit. Sementara yang lain masih banyak yang kosong,” jelas Presiden RI Jokowi. (min)