SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Sampai saat ini tersedia 7.350 ruang observasi ditingkat desa dan kelurahan atau sekitar 86,3 persen dari 7.724 desa/kelurahan di Jawa Timur. Berarti desa dan kelurahan yang belum memiliki ruang observasi tersisa 374 desa/kelurahan.
Kota Surabaya belum semua Kelurahan memiliki ruang observasi. Harapan kami Surabaya secepatnya menyiapkan hingga 100 persen mengingat kasus pandemi covid-19 cukup tinggi. kata Gubernur Jawa Timur dalam jumpa pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (21/4/2020) malam.
Didampimgi Wagub Emil Elestianto Dardak, Sekdaprov Heru Tjahjono dan dr. Jony Wahyuhadi, Gubernur mengemukakan Jumlah 7.350 ruang observasi di desa/kelurahan itu terbesar se Indonesia, ruangan yang terpakai ada 269 dengan 1469 orang masuk karantina di desa dan kelurahan.
Khofifah memuji kepala desa dan Lurah yang dianggapnya memiliki komitmen yang luar biasa untuk sama-sama memerangi virus corona dan menyiapkan ruangan observasi sekaligus pemeriksaan berlapis.
“Orang luar yang masuk desa harus di karantina selama 14 hari. Setelah itu baru berkumpul dengan keluarga.
Khofifah mengungkapkan, hingga petang tadi terkonfirmasi ada pasien positif sebanyak 15 orang dengan rincian 1 orang dari Pangkalan, 3 dari Sidoarjo, 11 pasien dari Kota Surabaya. Sehingga hari ini ada 603 pasien yang terkonfirmasi positif. Dan yang dirawat ada 444 orang.





