SURABAYA (WartaTransparansi.com) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan perkembangan terkini tentang percepatan penanggulangan virus covid-19. Hingga jam 16.00 tadi terkonfirmasi 93 orang. Namun pasien yang berhasil disembuhkan atau negatif menjadi 17 orang.
Khofifah mengurai, dari 93 itu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) bertambah menjadi 420, sehari sebelumnya hanya 366 dan Orang Dalam Pemantauan (ODP) bertambah menjadi 6565 dimana sehari sebelumnya tercatat 5812 orang. ungkap Gubernur dalam conference press berkala di gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (31/3/2020).
Dua tambahan positif corona itu berasal dari Gresik dan Madiun. Sebaliknya yang sembuh ada tambahan lagi satu orang yakni perempuan berusia sekitar 76 tahun. “Kami mengepresiasi atas kemampuan dan kerja tim kesehatan dibawah dr. Jonny Wahyuhadi.
Sebaliknya untuk update rapidtest dari 1316 yang ditemukan ada 28 orang. Kepada 28 orang ini segera dilakukan swap dan untuk mendapatkan presisi yang baik harus melalui PCR.
“Sekarang ini ada 2020 telah melakukan rapidtest dan terdapat 49 orang. Bahwa yang positif rapidtest ini tidak bisa lalu di patok bahwa mereka positif covid-19. Jadi gak bisa 93 ditambah 49 begitu,” kata Khofifah.
Menyangkut soal dana rapidtest, Khofifah menyatakan, kalau rapidtest lalu di swap negatif, maka biaya ditanggung pemrov Jawa Timur. Sebaliknya, kalau rapidtest hasilnya positif itu dibiayai oleh pemerintah pusat.
Sementara itu dr. Jonny Wahyuhadi menjelaskan, dari data yang ada sesungguhnya bisa diambil kesimpulan bahwa kalau PDPnya lambat, semoga itu menjadi pertanda bahwa imutiy orang untuk melawan vovid-19 makin baik. Dan virus corona ini tidak sampai Mei sehingga cepat selesai .(min)