“Kita harus punya plan A, B, C dan bahkan D, supaya ketika ada masalah tidak kaget dan tidak gampang menyerah,” katanya.
Ia juga menyampaikan bahwa penduduk Kota Surabaya itu sekitar 3 jutaan lebih. Bahkan, kalau digabung dengan Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto akan semakin banyak. Apalagi dalam skala Jawa Timur dan Indonesia.
“Artinya bahwa kita tidak perlu takut untuk membuka usaha dan mengembangkannya. Sebab, semua orang itu butuh makan, butuh pakaian, sandal dan sepatu. Jadi tidak perlu takut dan ragu,” imbuhnya.
Menurutnya, kalau pun dalam usaha itu menemukan kegagalan, maka harus belajar dari kegagalan itu. Bahkan, ia mengaku pernah bertemu dengan salah satu startup besar di Amerika. Pada saat itu, pelaku startup itu menyampaikan bahwa sudah gagal 99 kali dan baru yang ke 100 kalinya berhasil.
“Artinya, ketika kita jatuh harus bangun lagi, jatuh bangun lagi, sampai suatu saat takut itu takut kepada kita. Jadi tidak boleh menyerah. Dan wajib hukumnya bagi kita untuk terus belajar dari kegagalan itu,” katanya.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengaku sangat bersyukur mengembangkan usaha di Surabaya. Sebab, mall di Surabaya tidak pernah sepi dan cenderung meningkat, terutama pada Sabtu-Minggu.
“Kami juga terus mempromosikan kondisi Surabaya dan kondisi perekonomian Surabaya. Bahkan, kami ingin menjadikan Surabaya ini sebagai destinasi wisata belanja,” ujarnya. (wt)