KEDIRI – Setidaknya 5 Desa di 4 Kecamatan wilayah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sejak dua minggu terakhir ini mengalami kekeringan krisis air bersih. Lima Desa yang teridentifikasi tersebut, meliputi Desa Kalipang, Kecamatan Grogol, Desa Semen dan Desa Bobang, Kecamatan Semen.Lalu, Desa Asmorobangun dan Desa Puncu, Kecamatan Puncu.
Adapun, kekeringan terjadi lantaran sumber mata air menyusut akibat dampak dari musim kemarau panjang saat ini.
Rata – rata kekeringan yang terjadi ini berada di lereng kaki Gunung Wilis dan Gunung Kelud. Tetapi, tidak semua berada dititik puncak. Adanya dampak dari musim kemarau yang panjang ini, mengalami penurunan debit air sampai terjadi kekurangan pemenuhan kebutuhan sehari hari,” Terang Randy Agatha Zakaria ,Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri, Rabu (13/11/ 2019).
Dia menyebut, krisis air bersih yang dialami warga dikategorikan masih dalam batas level ringan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, sejumlah warga yang wilayahnya terdampak kekeringan, terpaksa harus memanfaatkan air sungai guna memenuhi keperluan sehari hari.
Dan, BPBD setiap harinya juga intens melakukan dropping air bersih sebanyak 40 ribu liter. Air bersih tersebut, didistribusikan melalui 2 unit truk tangki yang setiap harinya berkeliling mendatangi wilayah terdampak kelangkaan air bersih.
Saat ini, kita lakukan dropping di 5 desa yang tersebar di 4 Kecamatan. Perharinya, kita sesuaikan dengan kebutuhan. Kita maksimalkan dan kita bagi menggunakan 2 armada truk tangki dengan kapasitas 4 ribu liter. Rata rata dari 2 truk tangki bisa mendistribusikan sekitar 40 ribu liter. Kita sesuaikan kebutuhan dilapangan, dengan sistem bergiliran, ” imbuh Randy.
Dirinya juga menguraikan, upaya lain yang sudah dilakukan oleh Pemerintah Daerah untuk solusi jangka panjang dalam penanganan krisis air bersih. Yakni, pembuatan sumur bor, pipanisasi serta penghijauan atau reboisasi.
Hal ini dilakukan dalam upaya untuk penanganan krisis air bersih.Dalam waktu ke depanya, termasuk penghijauan, ” pungkasnya.(bud)