Menperin Sebut Kehadiran Mobil Esemka Beri Efek Ganda Perekonomian

Menperin Sebut Kehadiran Mobil Esemka Beri Efek Ganda Perekonomian
Para pekerja sedang merakit mobil Esemka, di pabrik PT SMK, di Kab. Boyolali, Jateng.

“Nilai ekspor komponen kita sudah menembus hingga 2,1 miliar dollar AS. Artinya, struktur dari sektor ini sudah cukup dalam. Contohnya, ekspor untuk ban kendaraan sekitar 1,2 miliar dollar AS. Selain itu, untuk sasis, kaca, dan kursinya sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Jadi, industri baja dan plastik kita sudah mampu kompetitif,” terang Menperin.

Memiliki TPT

Airlangga pun menuturkan, sebagai produsen otomotif, PT SMK telah memiliki Tanda Pendaftaran Tipe (TPT) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perindustrian untuk enam jenis kendaraan roda empat.

“Empat di antaranya merupakan kendaraan komersial tipe pick up single cabin yang diberi nama BIMA – ESEMKA, lalu satu tipe penumpang double cabin yang diberi nama DIGDAYA – ESEMKA dan satu tipe lagi kendaraan penumpang minivan dengan nama BORNEO – ESEMKA,” kata Menperin.

Sebagai principal otomotif nasional, saat ini PT SMK telah memiliki fasilitas produksi yang telah siap beroperasi, antara lain lini pengecatan body, lini perakitan mobil type monocoque, type chassis, gasoline engine, diesel engine, transmisi dan axle.

Kemudian, ada juga lini penyambungan transmisi motor diesel dan motor bensin, lini pengujian kendaraan statik atau elektronik, lini pengujian jalan, lini perbaikan kendaraan pascauji, area stock yard, show room dan fasilitas pendukung lainnya.

“Tentunya fasilitas produksi yang telah dimiliki PT SMK sebagai produsen mobil telah membawa pada suatu tahapan yang lebih maju dan layak untuk dapat memproduksi kendaraan roda empat. Ini kabar yang menggembirakan bagi industri otomotif di Tanah Air,” ungkap Menperin.

Pada tahun pertama PT SMK akan memproduksi sebanyak 3.500 unit pick up BIMA – ESEMKA dengan kapasitas produksi total sebesar 12.000 unit per tahun. (wt)