“Kita sekarang jadi tahu ada apa di Hongkong, demo yang sudah berbulan-bulan tidak rampung-rampung, tiap hari kita bisa lihat. Di TV mungkin bisa lihat, nggak sempat lihat di TV di Youtube bisa dilihat. Peristiwa besar misal demo di Perancis, rame di Inggris mengenai Brexit semuanya ngerti semuanya, ada mata uang peso yang baru jatuh kita juga tahu Venezuela keadaanya seperti apa, persis kita bisa tahu. Dan informasinudu sangat-sangat mudah didapat,” terang Jokowi.
Karenanya, Jokowi mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam bertutur kata, dalam menginformasikan sesuatu yang masih kita ragukan, menjaga etika, menjaga tata krama. “Inilah saya kira pola interaksi yang harus kita bangun sebaik-baiknya sejak mulai dari keluarga,” tuturnya.
Jokowi menilai, membangun kasih sayang, membangun kehidupan yang penuh kasih yang dimulai dari sebuah keluarga itu sangat penting sekali dilakukan. Ia juga menilai, peran seorang bapak dan seorang kepala keluarga sangat-sangat menentukan sekali.
“Baik dalam melindungi baik dalam membimbing keluarga kita masing-masing, karena di situlah forum terkecil dari forum besar negara dimulainya sebuah kebaikan-kebaikan,” katanya.
Jokowi juga menyebutkan, teladan dalam keimanan juga sama dimulai dari keluarga dalam dunia yang berubah begitu sangat cepatnya sekarang ini. “Tanpa itu kita berikan kesadaran-kesadaran dan pemahaman-pemahaman kita bisa larut dalam arus global yang menurut saya pengendaliannya sudah sangat sulit sekali,” ujarnya.
Inilah interaksi yang sekarang ini, menurutnya, sangat terbuka yang bisa sangat berbahaya tetapi juga bisa sangat bermanfaat apabila kita bisa menangkap yang merespon perubahan.
“Lanskap komunikasi sekarang seperti itu. Sehingga saya selalu menyampaikan pentingnya kita menjaga etika, menjaga tata krama dalam kita berkomunikasi sehari-hari baik lewat tatap muka maupun lewat media sosial,” tutur Jokowi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Ketua Forum Komunikasi Kaum Pria Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, dan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin. (wt)





