Sindiran Jokowi, Banyak yang Lupa Bedakan Kritik dengan Menghina

Sindiran Jokowi, Banyak yang Lupa Bedakan Kritik dengan Menghina
Presiden Jokowi memukul gong tanda pembukaan Konsultasi Nasional XIII Tahun 2019 Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).

SOLO – Presiden Joko Widodo mengingatkan, bahwa saling menghina, saling memaki, dan saling menjelekkan bukanlah budaya Indonesia. Ia menyebutkan, budaya Indonesia adalah budaya penuh kebersamaan, budaya yang penuh toleransi, budaya yang penuh kegotongroyongan.

Presiden menyindir sebagian masyarakat yang menggunakan alasan mengkritisi, kritik. Namun, yang terjadi tidak bisa membedakan kritik dan menjelekkan, nggak bisa membedakan kritik dan menghina.

“Kita ini sudah banyak yang lupa mengenai itu,” kata Jokowi saat memberikan sambutan pada Konsultasi Nasional XIII Tahun 2019 Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, di Hotel Sunan, Solo, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019).

Kepala Negara mengaku sedih kadang-kadang kalau membaca media sosial (medsos), media online saat tengah malam perjalan dari Jakarta ke Bogor sambil mendengarkan musik rock.

“Kok isinya seperti ini, sedih saya kadang-kadang,” ucapnya.

Diakui Jokowi hampir semua negara sekarang mengalami sebuah goncangan karena keterbukaan yang tidak bisa dihambat, peraturan regulasi belum ada, teknologinya sudah masuk.

“Inilah fenomena saat ini yang sekali lagi harus kita respon dengan baik. Kita sadarkan pada lingkungan-lingkungan kita sehingga kita sadar semuanya kembali lagi betapa pentingnya sebuah kasih dan sayang,” tutur Jokowi.

Jaga Etika

Sebelumnya pada awal sambutannya Presiden Jokowi mengemukakan, ada pola interaksi yang sudah berubah, yang sering kita tidak sadari. Peristiwa di sebuah kota tidak di Indonesia, di negara lain begitu cepatnya bisa kita terima. Bisa itu positif bisa itu negatif kalau kita tidak memiliki saringan yang baik.