Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menghadiri sejumlah rangkaian acara Roadshow Bus KPK 2019 ‘Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi’ di Gedung Siola, Surabaya, Sabtu (13/7/2019). Roadshow yang dilakukan oleh jajaran KPK ini digelar di Kota Surabaya mulai 12-14 Juli 2019.
Awalnya, Wali Kota Risma memberikan materi di hadapan guru dan kepala sekolah jenjang TK, SD/MI, dan SMP/MTs. Setelah itu, ia mendongeng dan bercerita di hadapan siswa, kemudian dilanjutkan dengan berbicara di hadapan para pelaku UMKM dan pengusaha. Ketiga acara itu didampingi langsung oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang dan Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK Giri Suprapdiono.
Pada saat menjadi pembicara pertama dalam workshop Insersi Pendidikan Antikorupsi dan Sosialisasi Aplikasi Jaga, Wali Kota Risma menjelaskan, guru memiliki peranan penting bagi perkembangan anak-anak. Sebab, anak-anak inilah yang nanti ke depannya menjadi penerus perjuangan pendahulunya. “Layani dengan sungguh-sungguh dan berikan yang terbaik. Panjenengan mendidik anak-anak bangsa untuk meneruskan perjuangan pendahulunya,” kata Risma.
Dia juga meminta para guru atau kepala sekolah untuk tidak malu ketika siswa meraih nilai jelek saat ujian. Yang terpenting, lanjut dia, didik anak dengan kebiasaan jujur, kerja keras serta daya juang tinggi dalam memperoleh nilai. “Kalau suka mencontoh atau menyontek, itu namanya cari jalan pintas. Anak ini tidak akan survive di masa mendatang,” tuturnya.
Oleh karena itu, ia juga berencana akan membuat kisi-kisi untuk membuat mata pelajaran (mapel) atau kurikulum antikorupsi. Meskipun demikian, setiap hari pelajaran tentang antikorupsi harus diajarkan, bukan hanya sekadar dihafalkan. “Nanti saya bersama Dinas Pendidikan (Dispendik) akan membuat peraturan wali kota (Perwali) pendidikan antikorupsi,” tegasnya.
Menurut Risma, kurikulum anti korupsi itu nantinya akan diintegrasikan dalam pelajaran PPKN yang ada di sekolah. Bagi dia, kurikulum itu yang paling penting adalah penerapan dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai kedisiplinan, kejujuran, tidak mencontek dan mampu membentuk karakter siswa yang lebih baik lagi. “Pelajaran itu untuk perilaku bukan dihafalkan, jadi untuk membentuk perilaku siswa sehari-hari,” jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa pendidikan anti korupsi ini sangat penting ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, apalagi nantinya akan membentuk sebuah karakter postif ketika mereka dewasa nanti. Bahkan, ia memastikan bahwa jika pendidikan anti korupsi itu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak, maka ke depannya mereka akan terbiasa untuk berbuat jujur serta membentuk sikap positif bagi generasi Indonesia yang akan datang. “Mulai kecil kita tanamkan, maka besarnya akan sulit untuk berubah. Saya yakin kalau ini kita lakukan akan menjadi anak-anak yang luar biasa,” ungkapnya.