Jakarta – Wakil Ketua Komisi I DPR RI Asril Tanjung menilai kerjasama antara Indonesia – Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di bidang pertahanan dan militer masih kurang. Padahal, Indonesia dan Tiongkok merupakan dua negara besar di kawasan masing – masing.
“Kita mengagumi kemajuan Tiongkok sangat luar biasa. Tetapi ada satu yang menjadi pertanyaan saya, kerjasama di bidang militer masih kurang bahkan boleh dikatakan belum ada,” papar Asril di sela-sela Kunjungan Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) Republik Rakyat Tiongkok Ji Bingxuan beserta delegasi di Gedung DPR RI, Senayan Jakarta, Jumat (21/6/2019).
Ia menuturkan, selama ini kerjasama di bidang militer selalu berkiblat pada negara Barat. Padahal, sejarah mencatat Vietnam pernah mengalahkan militer Amerika dalam Perang Vietnam.
“Orientasi kita ke negara Barat yang kita pikir lebih maju. Nah, kita melihat Cina telah menjadi salah satu negara super-power dunia, kenapa tidak kita mencari tahu juga teknik dan taktik bertempurnya. Itu yang saya rasa sangat kurang selama ini,” jelas politisi Fraksi Partai Gerindra ini.
Ia mendorong kedepannya, Indonesia – Tiongkok terus membangun komunikasi dan persahabatan, guna terjalinnya kerjasama pertahanan dan militer atas dasar saling percaya dan tetap menghargai kedaulatan masing-masing.
Apalagi, kedua negara adalah salah satu negara besar di kawasan sehingga dinilai mampu menjaga stabilitas kawasan, seperti di Laut Cina Selatan.
Senada juga diungkapkan Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) Republik Rakyat Tiongkok Ji Bingxuan, ia berharap kerjasama dan komunikasi militer kedua negara bisa segera dibuka.
“Saya akan menyampaikan saran ini kepada pihak militer Tiongkok. Saya juga mengajak Duta Besar RRT untuk Indonesia agar mendukung dan memberikan bantuan terkait usulan ini,” imbuhnya.
Selain membahas pertahanan, pertemuan yang dipimpin Wakil Ketua DPR RI Utut Adianto ini juga membahas perkembangan Jalur Sutra Modern yang dijalankan RRT melalui program Belt and Road Initiative (BRI).
Diyakini, BRI dapat mendorong pertumbuhan dan pembangunan di negara berkembang yang dilalui jalur tersebut. (ROM)