Surabaya – Suasana open house perayaan Idul Fitri 1 Syawal 1440 H yang memasuki hari ketiga masih dirasakan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Agenda halal bihalal yang digelar di kediamannya di Jalan Jemursari VIII no 124 Surabaya itu masih dibanjiri masyarakat untuk bersilaturahmi. Salah satunya dari Pengurus Badan Musyawarah Antar Gereja (BAMAG) Jatim, Jumat (7/6).
Didampingi putra keduanya, Jalaludin Mannagalli Parawansa beserta Plt. Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Prov. Jatim Himawan Estu Bagijo dan Kepala Biro Umum Setdaprov Jatim Ashari, Gubernur Khofifah menerima silaturahami pengurus BAMAG Jatim dengan gayeng.
Gubernur perempuan pertama di Jatim ini menerima ucapan selamat Idul Fitri 1440 H dari puluhan pendeta dan tokoh agama Kristen di Jawa Timur yang tergabung dalam Pengurus BAMAG Jatim.
Gubernur Khofifah juga menyampaikan ucapan terima kasih atas kedatangan para tokoh agama Kristen di Jatim tersebut.
Pada silaturhami tersebut, Gubernur Khofifah juga menyampaikan terima kasih atas dukungan para tokoh agama dalam keikutsertaannya membangun Jawa Timur yang sangat harmonis antar umat beragama. Untuk itu dirinya berharap agar suasana yang cukup harmonis ini bisa dijaga dan semakin dibangun kembali di masa-masa mendatang. Dirinya juga mengajak kepada seluruh tokoh agama di Jatim untuk ikut membangun iman dan taqwa masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Kita datang ini dalam rangka silaturahmi halal bihalal menyambung tali persaudaraan antar lintas agama. Karena Ibu Khofifah juga selaku ketua muslimat, simbul dari pada satu titik kekuatan yang ada di Indonesia, sehingga kami datang bersama-sama dengan para pendeta ini bersilaturahmi kepada Ibu Gubernur, pada intinya dalam proses kehidupan berbangsa hari ini kehidupan pro eksistensi saling menghidupi satu dengan yang lainnya itu yang harus sekarang mulai dikembangkan,” ujar Ketua BAMAG Jatim, Agus Susanto usai menemui Gubernur Khofifah.
Selain bersilaturhami dalam suasana halal bihalal menyambut Idul Fitri 1440 H, perbincangan tersebut juga membicarakan soal pembangunan kemajuan Jawa Timur. Utamanya soal kesenjangan wilayah yang terdapat jarak disparitas antar wilayah, rendahnya indeks pembangunan manusia (IPM) Jatim serta persoalan pembangunan-pembangunan lainnya.
“Membicarakan banyak hal ada banyak aspek bagaimana membangun Jawa Timur, bagaimana menjadikan Jawa Timur sumber daya manusianya IP nya juga meningkat tadi dibicarakan secara detail dan sebagainya agar ke depan hal-hal yang bersifat tidak sinkron bisa segera dirapikan dengan baik itu contoh dan bentuk sumbangsih kami dari para pendeta dan umat Kristen yang ada di Jawa Timur pada pemerintahan provinsi Jawa Timur,” terangnya. (min)